1. Empati dalam Komunikasi Dokter Pasien dan Ananemsis
Empati dalam Komunikasi Dokter-Pasien
Untuk Ananemsis pasien tidak ragu untuk menyampaikan keluhan dan masalah pribadi, timbul rasa percaya diri, percaya kepada dokter
Komunikasi unsur masalah pribadi untuk unsur mengobati, terapeutik
Komunikasi, Empati, dan Etika Kedokteran
Hubungan Komunikasi dan Empati dengan Etika Kedokteran
Etika kedokteran:
- melindungi sejawat di praktek klinik maupun umum
Komunikasi Dokter Pasien
Dimulai Hubungan Interpersonal saat pasien bertemu dokter
Kontak yang bukan hubungan dokter-pasien:
- Pemeriksaan Kesehatan sebelum masuk kerja
- Pemeriksaan Kesehatan bagi peserta asuransi
- Dokter yang ditunjuk oleh pengadilan
- Tanya jawab dengan dokter
Menghargai pasien
Hak- Hak Pasien
- Berhak memilih dokter secara bebas
- Menerima atau menolak tindakan sesudah informasi yang jelas
- Mengakhiri atau memutuskan hubungan dengan dokternya dan bebas pilih dokter lain (tidak boleh menjatuhkan kolega lain)
- Dirawat oleh dokter encsecara bebas menentukan pendapat klinis dan pendapat etisnya tampa campur tangan dari pihak luar
- Privacy yang harus dilindungi atas kerahasian data mediknya
- Meninggalkan tempat secara bermatabat dan terhormat
- Menerima/ menolak bimbingan moril atau spiritual
- Mengadukan dan berhak penyelidikan pengaduannya serta berhak diberi tau hasilnya
Kewajiban Pasien
- Memberi informasi yang benar kepada dokter
- Memenuhi petunjuk atau nasihat dokter
- Memberikan honorarium/ imbalan pantas
Hambatan Komunikasi
- Menjalin komunikasi yang baik antara dokter-pasien untuk sedia waktu cukup, pasien akan segan untuk komunikasi dengan baik pada dokter yang sibuk
Komunikasi Verbal dan Non-Verbal
Verbal =
Nonverbal = bahasa tubuh
Sikap dokter dalam Komunikasi Dokter-Pasien
-
Ditentukan oleh seberapa jauh dokter bersedia terlibat situasi emosional pasien dan seberapa jauh dokter akan menjaga jarak dengan persoalan pasien
Keterampilan Komunikasi yang perlu dikembangkan
""CARE""
Comfort (Nyaman)
Dokter perlu membuat merasa nyaman dan tidak enggan untuk bahas masalah melibatkan emosi seperti kematian, seksualitas dll.
aJika pasien paham dokter nyaman, pasien akan bahas secara bebas yang tidak menusuk
"caranya mengatasi pasien HIV"
Acceptance (Penerimaan)
Kesedian dokter unruk menetahaprima keadaan pasien bukan persetujuan dokter terhadap perilaku pasien. Penerimaan untuk membangun komunikasi. Dokter hendaknya berusaha untuk menghargai pasien.
Memahami perilaku pasien tetapi juga berhak untuk tidak setuju dengan perilaku pasien.
Responsiveness (Tanggap)
Bereaksi terhadap pesan yang langsung dan tidak, didukung kemampuan mengetahui sesuatu yang tidak diucapkan oleh pasien. Pesan dapat berupa perubahan, suara, keraguan, dan bahasa tubuh.
Empathy (Empati)
Kemampuan seseorang untuk mengerti perasaan, pikiran dan keinginan serrta merasakan perasaan orang lain, tanpa memengaruhi objektivitas dalam menilai orang tersebut.
INGAT!
EMPATI XX SIMPATI
Menumbuhkan Empati, dilakukan:
- Konsentrasi
- Peduli
- (LIHAT VIDEO COYYYYYY)
Harapan Masyarakat Terhadap Dokter
- Mengobati pasien dengan cara mutakhir
- Mendengar, hormat, santun, penuh pertimbangan, nasehat tanpa menggurui
- Menyimpan rahasia
- Mempertahankan luwes sehingga mendapat penjelasan lengkap dan dilibatkan dalam keputusan tetang asuhan
Contoh:
Dulu: hubungan paternalistik (miskin kaya) -> Sekarang: hubungan setara
Tugas dan Tanggung Jawab Dokter
- Menyelesaikan masalah kesmas melalui promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif
- Memecahkan masalah kesehatan pasien aspek jasmani, rohani, dan sosiobudaya
- Memanfaatkan SD lain dalam peningkatan
- Bekerja selaku unsur pimpinan dalam suatu tim kesehatan
- Menyadari sistem pelayanan kesehatan baik adalah faktor penting dalam ekosistem yang dapat meningkatkan kesmas
- Mendidik dan mengikutsertakan masyarakat untuk meningkatkan taraf kesehatannya. (promotif melalui alat bantu peraga)
Strategi WHO
SEHAT UNTUK SEMUA (5 Star Doctor)
1. Care Provider 2. Decision Maker 3. Communicator 4. Community Leader 5. Manager
Tiga Lingkup kemampuan (ketrampilan) dokter:
1. Berfikir 2. Berkomunikasi 3. Praktis
Ananemsis
Komunikasi Efektif Dokter Pasien
Definisi
Pasien = orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung maupun tidak langsung kepada dokter
Dokter dan dokter gigi (29 Tahun 2004) tentang Praktik Kedokteran adalah dokter, spesialis, gigi, lulusan pd, pdf, di dalam maupun di luar yang diakui RI sesuai perundang-undangan.
Cara/ Teknik Komunikasi
- beri perhatian
- Dialog
- Cari solusi
Media Pendukung
- Media cetak
- Elektronik
- Peraga
Definisi
Ananemsis: proses penggalian riwayat penyakit pasien oleh dokter. Bagian dari komunikasi dokter-pasien
Hasil Komunikasi Efektif
Yang penting pasien mau kerjasama dalam menjalankan semua upaya perobatan dan perawatan kesehatan.
Hasil Komunikasi Tidak Efektif
Pasien tetap tidak mengerti keadaanya karena tidak menjelaskan. Misal penyebab karies, lingkungan si dokter tidak mau menjelaskan. Pasien merasa tidak dipahami dan diperlakukan sebagai objek, bukan subjek yang sakit.
Empati
Didapatkan dair kemampuan mendengar, bicara, dan bisa dilatih
-
Kemampuan kognitif dalam mengerti kebutuhan pasien
- Menunjukkan sensitivitas dokter
- Menyampikan empati kepada pasien
LEVEL 0. menolak sudut pandang, mengacuhkan, membuat pernyataan tidak setuju
"Kalau stress ya, mengapa datang ke sini"
"Ya, lebih baik operasi saja sekarang"
- Mengenali sudut pandang pasien sambil lalu
-
dokter mendengarkan tapi tidak ada kontak mata
- Mengenali sudut pandang pasien secara implisit
-
"Sakit gasembuh2?"
"Berapa lama sakitnya?"
"Dengan obat..? (tidak mendetil)
- Menghargai pendapat pasien
"Gigi saya klo kemasukan makanan sakit, klo ga diambil gasakit."
Mendengarkan, kontak mata, angguk2
- Menginformasikan ke pasien/konfirmasi
"Kalau gigi sakit trus itu sampai kapan? Seharusnya dilakukan perawatan"
- Dokter berbagi perasaan dan pengalaman
"Saya pernah merasakan, lebih baik sakit blablabla"
Penyampaian Informasi
- Diagnosis
"Lubangnya sudah sampai ke pulpa gigi lalalala"
- Prognosis
- Lebih baik LANGSUNG (tanpa perantara, tulisan lalala)
Siapa yang diberi Informasi
- Pasien
- Keluarga pasien
4 Langkah Melakukan Komunikasi:
SAJI
Salam
(Selamat Malam)
Ajak bicara
(Komunikasi 2 arah)
Komunikasi 1 arah= NonVerbal (Ceramah), jangan bicara sendiri, mendorong pasien mengemukakan pemikiran, menghargai
Jelaskan
Njelasin penyakit, diagnosis
Ingatkan
"Ibu harus kembali … , minum obat, larangan, mungkin ada yang ditanyakan"
Tidak ada komentar: