Kelainan Periodontal
-
Penilaian Radiografik pada jaringan Periodontal
- Jumlah Kehilangan Tulang
- Kondisi Alveolar Crest
- Bone loss pada area furkasi
- Pelebaran ligamen periodontal
- Faktor iritasi lokal yang berisiko pada periodontal (kalkulus, restorasi overextend)
- Panjang dan morfologi akar, rasio akar-mahkota
- Kontak interproximal
- Posisi sinus maxilaris yang berhubungan dengan deformitas periodontal
- Missing, supernumerary, impacted, and tipped teeth
-
Periodontal Normal (Ro)
- No bone Loss
- Jarak crestal bone margin – CEJ normal (1-2mm), Tidak ada kehilangan perlekatan → tidak ada periodontitis
- Margin korteks tipis, halus, rata dari interdental ke arah posterior
- kortikasi di atas puncak alveolar crest tidak selalu jelas
- alveolar crest pada interdental interdental kontinu dengan lamina dura gigi yang berdekatan.
- ruang ligamen periodontal tipis dari mesial ke distal
-
Gambaran Penyakit Periodontal
-
Perubahan Morfologi Tulang alveolar
-
Early Bone Changes (Perubahan awal tulang)
Pada Early periodontitis, terdapat adanya erosi yang terlokalisir pada interproximal bone crest
-
Horizontal Bone Loss
kehilangan ketebalan tulang, dimana alv crest masih tetap horizontal
- Perubahan crest pada tulang interdental menjari kasar dan irregular, penurunan segaris dan secara paralel dibawah CEJ
-
Mild :
Bone loss 20%, 1- 2mm
-
Moderate :
Bone loss 20%, 50% disangga tulang normal , kehilangan tulang 2mm
-
Severe:
kehilangan lebih dari moderate. pada horisontal bone loss, puncak kortical plate bukal dan lingual telah teresopsi
-
Vertical Bone Defects
-
Lesi tulang yang terlokalisir pada satu gigi
-
Terjadi karena pocket periodontal yang semakin dalam
-
Tampak sebagai kelainan vertikal tulang alveolar sepanjang akar gigi dari puncak tulang alveolar, oblique angulation alv bone
-
-
Interdental Craters
- Melibatkan 2 dinding,
- Tampak seperti cekungan pada interdental crest gigi yang berdekatan
-
area posterior → dimensi bukolingual lebih lebar → korteks bukolingual terdiri dari tulang cancellous
-
Buccal or Lingual Cortical Plate Loss
- Adanya resobsi pada cortical plate bagian lingual atau bukal
- RO tampak peningkatan radiolusen pada apeks yang dekat dengan alv crest
- Shape : bayangan semisirkuler di sekitar akar
-
Osseous Deformities pada furkasi
- Penyakit periodontal progresif → memungkinkan resopsi sampai ke furkasi
- RO : “radiolucentTriangle”
-
-
Perubahan Densitas dan pola trabekula
-
lesi periodontal → merangsang reaksi sekitar tulang.
-
Perifer tulang tampak lebih radiolusen atau lebih sklerotik (radiolusen) , atau campuran.
-
Gambar radiolusen mencerminkan hilangnya kepadatan dan jumlah trabekula.
-
-
Periodontal Bone loss dg Bentuk lain
-
-
Periodontal Disease
- Gingival Disease
- Periodontitis
-
Faktor sekunder yang memperparah penyakit periodontal:
- Deposit calculus
- Caries
- Resopsi akar
- Restorasi yang overhanging dan overfilling
- Margin restorasi buruk
- Kontak point yang buruk
- Kontur restorasi/ pontik yang buruk
- Status endodontik yang mengarah ke Lesi endo perio
- Gigi yang miring
- Akar bengkok
- Partial denture
- Dens-in-Dente
- Diabetes MellitusAIDS
- Terapi radiasi
-
Faktor Local yang berhubungan dengan penyakit periodontal
A. Deposit calculus yang sedikit B. Deposit calculus yang banyak C. Titik kontak buruk dan karies akar
A. tambalan overhanging, B: kontak poin yang kurang baik dan overhanging, C. Perforasi pin ke jaringan periodontal, D: Gigi miring
-
Abses periodontal
-
Gingival abses
-
Periodontal abses (lateral periodontal, perio-endo lession)
-
Pada gigi 4 atas kanan
- Ro Periapikal menunjukkan bone loss pada gigi 4 atas kanan yang disebut dengan lesi endo-perio. Terdapat abses periodontal
-
Pada C
Periodontal Abses pada Caninus, terdapat area berbatas jelas dari kehilangan tulang pada mesial gigi insisif. Yang memisahkan antara area kerusakan tulang dengan alveolar crest
-
-
Pericoronitis-Pericoronal abses
Inflamasi yang terjadi pada jaringan lunak yang mengelilingi mahkota gigi yang sudah erupsi sebagian
-
Klinis
- nyeri,
- insomnia,
- pembengkakan jaringan pericoronal,
- trismus,
- Ulcerasi pada operculum
-
RO
-
Lokasi
daerah sekitar mahkota gigi Molar 3
-
Tepi
ill-defined, dengan transisi gradasi dari pola normal trabekula ke regio sclerosis
-
Struktur Internal
- sclerosis dengan trabekula yang tipis.
- Area kehilangan tulang atau terdapat radiolusensi pada daerah mahkota.
- Apabila lesi meluas, dapat menyebabkan osteomyelitis.
-
Efek pada Jaringan sekitar
- sklerosis dan fraksi tulang sekitarnya.
- Dalam kasus yang luas, terdapat pembentukan tulang baru pada daerah periosteal yang tampak pada korteks inferior, perbatasan posterior ramus, dan sepanjang coronoid notch mandibula.
-
Differential Diagnosa
DBI dan Fibrous Dysplasia.
Membedakannya dari Pericoronitis adalah DBI dan fibrous dysplasia tidak terdapat tanda-tanda inflamasi secara klinis
Reaksi tulang sclerosis (Panah hitam(, reaksi periosteal (Panah putih) pada radiografik panoramic pasien pericoronitis
-
-
-
mild 1-2mm dr normal, moderate 3mm, severe >3mm
Tingkat Keparahan Periodontitis Kronis
-
slight/mild
→ kehilangan attachment 1- 2 mm
-
moderate
→ kehilangan attachment 3-4 mm
-
severe
→ kehilangan attachment >5 mm
-
Localized Chronic Periodontitis → < 30%
jaringan yg mengalami kelainan
-
Generalized Chronic Periodontitis → >30%
jaringan yg mengalami kelainan
-
alveolar crest
mild: <1,5mm
moderate=1,5mm/furkasi
severe> 1,5mm
-
bone defect (dinding)
Defek angular diklasilikasikan berdasarkan jumlah dinding osseus. Defek angular dapat memiliki satu, dua, atau tiga dinding. Jumlah dinding pada bagian apikal defek lebih besar daripada bagian oklusal yang disebut dengan combined osseus defect
Defek tulang diklasifikasikan menjadi :
- Defelc tulang 3 dinding yang dibatasi oleh 1 permukaan gigi dan 3 permukaan tulang.
- Defek tulang 2 dinding (crater interdental) yang dibatasi oleh 2 permukaan gigi dan 2 permukaan tulang.
- Defek tulang 1 dinding dibatasi oleh 2 permukaan gigi dan 1 permukaan tulang serta jaringan lunak.
- Defek tulang kombinasi (Cup-shaped defect) dibatasi oleh beberapa permukaan gigi dan beberapa permukaan tulang (Klaus dkk, 1989)
-
perbedaan
Abses perio: mahkota normal, penurunan tulan, lig perio melebar, lamina dura putus
- Abses periapikal: kebalikan abses perio, lig dan lamina sama spt abses perio
- Trauma oklusi: lamina dura, membran perio menebal
Tidak ada komentar: