Epidemiology
Epidemiologi
-
overview
- etimologis
■ Kata “epidemiologi” digunakan pertama kali pada awal abad ke Sembilan belas (1802) oleh seorang dokter Spanyol bernama Villalba dalam tulisannya bertajuk Epidemiología Española (Buck et al., 1998). ■ Gagasan dan praktik epidemiologi untuk mencegah epidemi penyakit sudah diterapkan oleh “Bapak Kedokteran” Hippocrates sekitar 2000 tahun yang lalu di Yunani dengan menggunakan Teori Miasma, bahwa penyakit terjadi karena “keracunan” oleh zat kotor yang berasal dari tanah, udara, dan air. ■ Teori Miasma terus digunakan sampai dimulainya era epidemiologi modern pada paroh pertama abad ke sembilan belas (Susser dan Susser, 1996a).
- Terminologi
-
Sejarah
- Awal Era epidemiologi
-
paroh pertama abad 19
■ Pertengahan abad 19 : wabah kolera di London. ■ Dokter anestesi John Snow melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab wabah tersebut antara 1849 -1854. ■ Investigasi menunjukkan kematian terjadi pada populasi yang menggunakan sumber air dari pompa air di Broad Street London. Air tersebut disuplai perusahaan air minum yang menggunakan air di bagian Sungai Thames yang tercemar limbah. ■ Angka kematian karena kolera pada populasi yang menggunakan air minum tersebut lebih tinggi daripada populasi yang tidak menggunakan air minum itu. ■ Kesimpulan investigasi: air minum tercemar merupakan penyebab epidemi kolera. ■ Otoritas London menutup pompa air Broad Street → epidemi kolera berhenti.
-
paroh kedua abad 19
■ Munculnya ilmu baru yaitu mikrobiologi pada paroh kedua abad 19. Sekitar satu dekade pasca investigasi Snow baru diketahui bahwa patogen penyebab epidemi kolera adalah bakteri Vibrio cholera. ■ Epidemiologi penyakit infeksi menggunakan Teori Kuman (Germ Theory). Teori Kuman menjelaskan bahwa penyakit disebabkan oleh agen infeksi sebagai kausa tunggal. ■ Upaya pencegahan penyakit infeksi dilakukan dengan cara memutus transmisi, meliputi pemberian vaksin, isolasi dengan karantina, isolasi di rumahsakit, dan pemberian antibiotika (Susser dan Susser, 1996a).
■ Awal epidemiologi hanya mempelajari epidemi penyakit infeksi. Saat ini epidemiologi tidak hanya mendeskripsikan dan meneliti kausa penyakit epidemik (penyakit yang muncul secara mendadak dalam jumlah banyak melebihi perkiraan normal) tetapi juga penyakit endemik (penyakit yang “tinggal” di dalam populasi secara konstan dalam jumlah sedikit atau sedang).
Menjelang pertengahan abad 20, dengan meningkatnya kemakmuran dan perubahan gaya hidup, terjadi peningkatan insidensi penyakit kronis di negara-negara Barat, Epidemiologi tidak hanya mempelajari penyakit infeksi tetapi juga penyakit non-infeksi. ■ Sejumlah riset epidemiologi lalu dilakukan untuk menemukan kausa epidemi penyakit kronis. Epidemiologi penyakit kronis menggunakan paradigma “Black box”, yakni meneliti hubungan antara paparan di tingkat individu (kebiasaan merokok, diet) dan risiko terjadinya penyakit kronis.
-
- Awal Era epidemiologi
-
Bahasan epidemiologi
-
a. Mencakup semua penyakit
Baik penyakit infeksi maupun penyakit non infeksi, Menular maupun tidak menular, seperti kanker, influenza, kecelakaan lalu lintas maupun kecelakaan kerja, sakit jiwa, molekuler dan sebagainya.
-
b. Mencakup populasi/masyarakat
Jika kedokteran klinik berorientasi pada gambaran penyakit individu maka epidemiologi fokus pada distribusi penyakit pada populasi (masyarakat) atau kelompok.
-
c. Pendekatan ekologi
Frekuensi dan distribusi penyakit dikaji dari latar belakang lingkungan manusia baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial.Terjadinya penyakit pada seseorang dikaji dari manusia dan semua lingkungannya
-
-
Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Penyakit
- Faktor manusia (host)
- Keturunan
- Pertahanan tubuh (imunitas)
- Umur
- Jenis kelamin
- Ras
- Status perkawinan
- Pekerjaan
- Gaya hidup
- Faktor bibit penyakit (agent)
- Golongan nutrien (zat gizi): +/
- Golongan kimia : gas beracun, logam berat
- Golongan fisik : radiasi, trauma mekanis kelembaban udara
- Golongan mekanik : kecelakan la-lin
- Golongan biologis : hewan, mikroorganisme
- Faktor lingkungan (environment)
-
fisik
cuaca, geografis, musim
-
non- fisik : budaya,
norma, nilai, adat istiadat
-
- Faktor manusia (host)
-
Pertanyaan mendasar
- Siapakah yg menjadi sasaran penyebaran penyakit? (who)
- Dimana penyebaran penyakit tsbt terjadi? (where)
- Kapan terjadinya penyebaran penyakit tersebut? (when)
- Mengapa suatu masalah kesehatan timbul di masyarakat? (why)
- Bagaimana penyebarannya? (how)
- Berapa banyak angka kejadian ? (how many)
-
Konsep
Natural History of Diease: Perjalanan alamiah dari suatu
penyakit tanpa intervensi. Awal mula terpapar sampai- masa inkubasi-subclinical symptom-clinical symptom- terdiagnoisis-penyakit kronis/sembuh/meninggal dunia.
-
Modes of transmission of disease
- Direct transmission
- Indirect transmission
-
Herd Immunity
Adalah kemampuan melindungi populasi yang rentan terhadap infeksi dengan meningkatkan proporsi individu yang kebal terhadap suatu penyakit dalam populasi yang sama. Individu yang rentan dapat terinfeksi, tergantung dari seberapa banyak individu yang kebal dalam populasi dan berapa besar kemungkinan orang yang rentan berkontak dengan individu yang terinfeksi.
-
Prinsip dan Penerapan
-
Pencegahan
pada individu dan komunitas
-
Pengendalian (kontrol)
→ menurunkan insidensi, durasi dan prevalensi penyakit, risiko transmisi, efek infeksi serta dampak sosial ekonomi yang diakibatkannya, di suatu wilayah geografis,
-
Eliminasi
→ upaya intervensi berkelanjutan yang bertujuan menurunkan insidensi dan prevalensi suatu penyakit sampai pada tingkat nol di suatu wilayah geografis.
-
Eradikasi
→ (eradication, pemberantasan, pembasmian) merupakan upaya intervensi berkelanjutan yang bertujuan menurunkan insidensi dan prevalensi penyakit sampai ke tingkat nol secara permanen di seluruh dunia. Jika eradikasi telah tercapai maka tidak diperlukan lagi upaya-upaya intervensi. Contoh: vaksinasi
-
Kepunahan
→ merupakan keadaan di mana tidak ada lagi agen infeksi tertentu di alam maupun di laboratorium, contoh: belum ada
-
-
Tujuan dan Manfaat Epidemiologi
G: Hasil studi epidemiologi dapat digunakan untuk pembuatan kebijakan dan mengembangkan intervensi kesehatan masyarakat yang berbasis bukti ilmiah, dengan cara mengidentifikasi kausa dari penyakit, determinan status kesehatan populasi, dan menentukan sasaran intervensi kesehatan masyarakat.
- Mendeskripsikan distribusi penyakit pada populasi
- Mengetahui riwayat alamiah penyakit (natural history of disease)
- Menentukan determinan penyakit
- Memprediksi kejadian penyakit pada populasi
- Mengevaluasi efektivitas intervensi preventif maupun terapetik
- Menentukan prognosis dan faktor prognostik penyakit
- Memberikan dasar ilmiah pembuatan kebijakan publik dan regulasi tentang masalah kesehatan masyarakat
Sebagai bidang keilmuan
-
overview
Epidemiologi merupakan sains (bidang keilmuan)
-
tujuan utama
- menjelaskan (explanation),
- memprediksi (prediction), dan
- mengendalikan (control) (Strevens, 2011),
-
pendekatan
■ Epidemiologi menggunakan pendekatan ilmiah untuk menjelaskan distribusi dan determinan penyakit, meramalkan terjadinya penyakit, dan menemukan strategi yang tepat untuk mengontrol terjadinya penyakit pada populasi sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting (Slattery, 2002).
-
Metode Ilmiah
- meliputi?
- fungsi?
Penelitian
-
Pengukuran Epidemiologi(Deskriptif)
- Incidence rate ( kasus baru)
- Prevalence rate (kasus lama+baru)
- Case Fatality Rate
- Attack rate (keracunan)
- Crude death rate
- Age specific death rate
- Cause disease spesific death rate
-
Experimental
experimental - Randomized Controlled Trial (ada perlakuan)
-
Exp. Murni
Eg: Efektivitas thdp diabet
-
Clinical Trial/RCT
Metode RCT mengharuskan peneliti untuk memilih responden secara acak, setelah itu mengategorikan responden ke dalam beberapa kelompok uji dan juga beberapa kelompok kontrol. Kemudian peneliti memberikan perlakuan berbeda terhadap tiap kelompok uji dan kelompok kontrol untuk mengidentifikasikan efek sebab akibat yang terjadi di dunia nyata.
-
Community Trial
-
-
Exp. Semu
Before and after penyuluhan (tidak dikendalikan)
Perlakuan dan tidak diperlakuan dibedakan diseleksi sosial ekonomi lalala agar tdk bias
Blindness: peneliti gaktau mana yg dikasi mana
-
contoh
-
-
-
Observational
- Deksriptif
- Analitik
Penyebaran Penyakit
-
Epidemi
masalah kesehatan yg ditemukan pd suatu daerah tt, dalam wkt yg singkat mengalami peningkatan frekuensi.
- jenis
-
Point of Source Epidemic (Common Source Epidemic)
Letusan penyakit pada sejumlah orang dalam suatu kelompok yang bercirikan: a. Timbul gejala penyakit yang cepat b. Masa inkubasi penyakit pendek c. Episode penyakit merupakan peristiwa tunggal d. Waktu munculnya penyakit jelas Contoh: Keracunan makanan
-
Contagious Disease Epidemic (Propagated Epidemic)
Letusan penyakit berasal dari penularan dari orang ke orang baik secara langsung maupun melalui vektor a. Timbulnya gejala penyakit pelan b. Masa inkubasi panjang c. Episode penyakit bersifat majemuk d. Waktu munculnya penyakit tidak jelas e. Hilangnya penyakit dalam waktu lama f. Dipengaruhi oleh geografis dan kepadatan penduduk Contoh: TBC, Malaria, DBD
-
Mix Source Epidemic
Penyakit yang timbul disamping ditemukan gejala wabah yang pertama juga ditemukan gejala bentuk wabah kedua
Contoh : situasi pencetus: bencana asap, banjir
-
- jenis
-
Pandemi
masalah kesehatan, yg dlm waktu singkat mengalami peningkatan frekuensi yg amat tinggi dan penyebarannya telah mencakup wilayah yg amat luas Contoh: MERS, SARS, COVID-19
-
Endemi
masalah kesehatan pd suatu wilayah, frekuensinya menetap dlm waktu yg lama. Contoh: Gondong, Kaki Gajah
-
Sporadik
masalah kesehatan yg ada disuatu wilayah tt, frekuensinya berubah-ubah menurut perubahan waktu. Contoh: DBD
Mengetahui Keterandalan Alat Tes
-
SPESIFITAS
Ukuran statistik tentang akurasi tes untuk tujuan screening
Seberapa baik tes tersebut mengidentifikasi negatif orang- orang yang tidak memiliki penyakit
(True Negative tinggi)
Spesifitas rendah = false positive tinggi
-
SENSITIVITAS
Ukuran keakuratan tes untuk tujuan diagnostik,
seberapa besar mendeteksi positif orang-orang yang memiliki penyakit (True Positif tinggi)
Sensitivitas rendah = false negative tinggi
-
Rumus
Sensitivitas = True Positif / True Positif + False Negative X 100 %
Spesifitas = True Negative / True Negative + False Positive X 100%
-
contoh
Sensitivitas Panoramic View dalam mendeteksi osteoporosis
= 10 / (10 + 8) x 100 % = 55,5%
Spesifitas Panoramic View dalam mendeteksi osteoporosis
= 12 / (12 + 7) x 100% = 63,1%
-
-
Klinisi dan Epidemiologi
- Surveilan
Tidak ada komentar: