4. Komunikasi Pada Lansia

 Teknik Bimbingan Konseling Usia Lanjut:

"harus super sabar"

"Pak masih inget dulu pencabutan berapa lama -> mengingat, "Tapi ini dok ada akar tertinggal" harus memancing lansia agar daya ingat kembali

Karena lansia pertama ngomong A, trus berubah2 B

Misal sebut nama dokter yang merawat itu dibiarkan saja, tersenyum aja, gaboleh "Oh iya dokter itu kasar…", harus bisa mengerem emosi saat timbul sesuatu yang disampaikan menyangkut orang ketiga.

Faktor:

  • Memori (lupa, harus tanya bolak balik)
  • Keluarga dan medis melupakan hambatan untuk tercapaiknya komunikasi yg efektif pada lanjut usia sehingga interpretasi keliru (ini pikun-> GABOLEH)
  • Lansia masalah kompleks dan beberapa keluhan utama dan waktu lebih lama

Gigi goyang karena penyakit diabetes

Harus mengerem keinginan lansia

  • Sedikit bertanya dan ditunggu ditanya -> muncul komunikasi tertutup
  • Ageism menjadikan buruknya komunikasi

Tidak boleh ada kata2 yg menakutkan

"ini harus gini… nanti …" misal gigi jembatan pakai metal, diarahkan yang lepasan (nanti kalau meninggal gimana? "harus sabar bu nanti…" -> implan 1 gigi 20 juta

"oh pensiun pak?kerjanya apa?kuat ya!)

Teknik Umum:

  • Menunjukkan hormat dan keprihatinan (Silahkan masuk)
  • Memastikan pasien didengar dan dipahami
  • Menghindari ageism
  • Kenal budaya

(Misal Madura bahasanya jadi tetep pake indo)

  • Apresiasi (anggap manusia unik)
  • Pelan, jelas, keras tanpa teriak

(Kalau pasien budeg-> bahasa nnonverbal)

Strategi Umum

  • Pelajari data karena masalah kesehatan kompleks (liat rekam medis)
  • Minta pasien menceritakan keluhan hanya 1x (perawat tidak boleh tanya2, nanti lelah dan frustasi)
  • Hindari jargon medis (istilah)

Tidak boleh KARIES -> Gigi lubang

KALKULUS -> karang gigi

  • Menulis instruksi

Harus minum obat 3x sehari yang …, suruh sampaikan orang dirumah titip ke anak

  • Untuk unsila 65 tahun 16-24% kekurangan pendengaran , 80 tahun 60%

Presbyacussis -> penurunan fpendengaran

  • Tatap pasien sehingga dapat baca bibir dan menggunakan isyarat mata (kedip2)0
  • Meminimalkan kebisingan
  • Bicara perlahan, jelas, nada normal, bila teriak akan menyulitkan pasien memahami kata2
  • Ketika beri instruksi, hindarkan untuk bertanya apakah dia mengerti, karena jawabnya bakal "ya". Jangan tanyakan langsung.
  • Mengecek pemahaman -> meminta mengulangi instruksi -> dijelaskan lagi
  • Perjanjian lebih awal lebih baik
  • Boleh sedia pengeras suara,
  • Lingukungan klinik sesuai ergonomi, meski sugesti dia merasa sembuh (komunikasi terapeutik)
  • Tulisan dicetak ukuran >14 warna
  • Meletakkan obat tergantung warna (jangan diganti warnanya)

Warna mencolok agar mudah dihafal

Jangan hijau karena ada Madura attack (biru hijau)

  • Kesulitan memastikan dosis, meja dikasih merah, insulin yg harus disuntikkan
  • Kenapa merah? Untuk lansia tahu , misal pencet bel perawat

Suara berfrekuensi tinggi adalah suara konsonan di awal dan di akhir karena yang didengar lansia Cuma kata2 dibelakang -> harus ditulis

Mengalami penyakit mata -> rabun -> semua perlu ditulis

Pasien Demensia

Kehilangan memori, konsentrasi singkat, sulit di 1 topik tertentu, harus diingatkan bolak-balik

Bukan kehilangan kepandaian

Sensitif thp emosi (respon cara bicara daripada apa yang dikatakan)

  • Kenalan
  • Ngobrol untuk bangkit memori dan less ketegangan
  • Isyarat tubuh sederhana
  • Repetisi menyebabkan frustasi
  • Ketika pemeriksaan fisik, instruksi satu2

"Kumur dulu" , " Ini dibersihkan kotoran"

Pasien degan orang ketiga (Caregiver)

orang ketiga yang hadir

Memudahkan komunikasi antara dokter dan pasien, mempertinggi keterlibatan pasien

(untuk 80 tahun, saran2 disampaikan perawat

Memperlakukan dengan sudut pandang caregiver agar dapat hasil terbaik

Kunjungan:

  1. Untuk privacy pasien, ijin ke pasien bahwa akan berbicara sendiri dengan perawat
  2. Jika disetujui, caregiver dapat gabung

Komunikasi menjadi 3 arah -> Posisi duduk segitiga

Beri pertanyaan kepada pasien dan minta masukan dari caregiver

Penting mencoba melipatkan pasien untuk seluruh keputusan

mewaspadai tanda fisik verbal dan nonverbal / stress emotional caregiver

Pujian pasien dan caregiver

Keuntungan Membangun Komunikasi Terapeutik

  • Diagnosis lebih akurat
  • Minimalisir lewat dosis
  • Edukasi dalam manajemen mandiri DHE (Dental Health Education) dan KIE (Communite Interpersonal Education)

Tahapan Konseling

  • Awal

Membangun kepercayaan, menjalin hubungan kerjasama, mengenali karakter pasien

  • Tengah

Kombinasi ketrampilan awal atau memakai secara bergantian

Melihat kembali ke masalah dan keluhan, tahanin kerjasama, buat kontrak

Strategi: komunikasi core value

  • Akhir

TujuanL Menentukan aktivitas selanjutnya, menerapkan perubahan, mengakhiri hub konseling

Strategi: goal Setting, Rencana tindakan, evaluasi, menutup.

Kesimpulan

Akan memperbaiki outcome pasien lanjut, tidak tergantung pada perawatan tapi juga tergantung hubungan komunikasi.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.