Filsafat Umum

 

Pengertian

  • Mitologis dan Pemikiran Rasional

    Filsuf dekontruksi mitos- > muncul ilmu pengetahuan

    Pemikiran Rasional selalu compatible. Manusia selalu didominasi myth sepanjang sejarah

    Rasionalitas adalah rasional yang tidak dibelenggu apapun. "Daya Imajinasi"

  • Sejarah

    Manusia modern->birokratis -> abad 16-19 dianggap rasional-> pemikiran menjadi terbelenggu (oleh pemikirisan rasional sebelumnya) eg: rasionalitas instrumental

    • Yunani-pertengahan

      komprehensif-> kespesialin tetap dipandu konsep kemanusian

    • Abad16-abad 20

      tidak memperhatikan konsep dasar, fokus 1 tidak tahu yang lain

    Pemikiran komprehensif muncul lagi karena pengetahuan modern cenderung pada martabat manusia(dehumanisasi)

    1. membunuh manusia dg alat secara fisik,

    2. membuat jatuh martabat psikis (membuat keseragaman semua padahal kan beda)

  • Etimologis

    · Merupakan gabungan kata: Phileiu + Shopas, yang berarti: Cinta Kebijaksanaan;

    · Merupakan gabungan kata: Philos + Sophia, yang berarti: Teman Kebijaksanaan.

    “falsafah” yang artinya al-Hikmah.

  • Terminologis

    Ilmu yang mengkaji realitas (Tuhan(Teosentris), Manusia (Antroposentris), Alam(Kosmosentris)) dari segi hakikat -> tentang keberadaan apapun

    Filsafat adalah pencarian kebenaran melalui alur berpikir yang sistematis.

    Artinya:

    Perbincangan mengenai segala sesuatu untuk dilakukan secara teratur mengikuti sistem yang berlaku, sehingga tahapan-tahapan berikutnya sesuai sekup dan sekuensinya sampai mencapai kebenaran yang hakiki (sempurna).

  • Ontologis

    Secara ontologis, manusia memiliki kreativitas dan berfungsi mencermati dirinya sebagai hamba tuhan dan pemimpin dimuka bumi. Karakter manusia yang tidak pernah merasa puas dengan yang dimiliki dan dialaminya merangsang akalnya merenungi sedalam mungkin seluruh yang nyata ada dan yang ada tapi tidak nyata.

    Dalam hal ini, herman soewardi (1996;4) mengatakan bahwa perenungan filosofis terhadap segala hal yang ada dan yang mungkin ada sehingga menemukan persepsi dan konsepsi tertentu atas sesuatu yang direnungi, hakikatnya adalah cikal bakal ilmu pengetahuan.[1]

  • Berpifikir Filosofis

    1. Memaksimalkan filosofis
    2. Memalsimalkan imaji

Ciri Berfikir Filsafat

  • Rasional

    RASIONAL Vs Mitos: >>> Pencerahan

    • vs mitos
    • Manusia yang rasional -> Pencerahan "Englightment"

    Sesuai dengan nalar; hubungan logis antar bagian-bagian

  • Radikal

    RADIKAL: Beyond Reality; Di Balik Kenyataan Empiris: >>> Dekonstruksi

    • Corak pemikiran Radikal/ beyond reality

      Kenyataan empiris sering menipu/ menjebakdiri sendiri

      Eg: rel kereta api makin jauh jadi kecil?

    Cara berpikir mendalam; sampai ke akar-akarnya, hingga sampai pada subtansial (inti).

  • Kritis

    KRITIS: Mempertanyakan kembali segala konsep: >>> Sapere Aude

    • Filsafat berangkat dari keraguan, mempertanyakan kembali konsep

    Senantiasa mempertanyakan sesuatu

  • Komprehensif

    KOMPREHENSIF; Bersifat menyeluruh: >>> Integral

    Menyeluruh; tidak parsial; tidak fragmentaris (integral).

    ****Merupakan usaha untuk memperjelas alam semesta secara keseluruhan.

  • Konseptual

    Merupakan hasil generalisasi dan abstraksi dari berbagai pengalaman khusus

  • Koheren

    Runtut; konsisten; tidak acak; tidak kacau; dan tidak fragmentaris. Sesuai kaidah-kaidah berpikir logis.

  • Universal

    Berlaku dimanapun; kapanpun; dalam situasi bagaimanapun. Menyangkut pengalaman umum manusia.

  • Spekulatif

    Kebenarannya bersifat dugaan, tapi rasional

  • Sistematis

    Ada hubungan antar unsur; keseluruhan runtut. Berhubungan secara teratur yang memuat adanya maksud dan tujuan tertentu.

  • Bebas

    Tidak terkekang; kreatif. Yaitu, bebas dari prasangka sosial, sejarah, kultural, religius.

  • Bertanggung Jawab

    Berfikir dan bertanggung jawab terhadap hasil pemikiran/ hati nuraninya.

Skema Study Filsafat

  • Teoritis

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/e321515c-c567-4c73-8ec0-c25a672c8a40/Untitled.png

    Pengantar

    • Historis : SF Islam, Barat, Timur (Klasik, Modern)
    • Sistematis : aliran2 filsafat, cabang: ontologi, epistemologi, axiologi

    Azas2

    • Berhubungan dg agama
    • Berhub dg ilmu

    Yunani-> Tengah-> Modern

Cabang

Ontologi/ Metafisika

  • overview

    'prinsip pertama' ( (Frederick Sontak)-> beberapa aliran ontologi terkenal yang berupaya menjelaskan hakikat realitas antara lain: monisme, dualisme, pluralisme, materialisme, idealisme, nihilisme, dan agnotisisme ( menemukan hakikat kenyataan segala sesuatu yang-ada/being/wujud)

    'prinsip pertama' -> aristoteles = substansi -> Plato: idea

  • Membagi kenyataan menjadi 2

    • Plato: realitas kopian, nyata (ada di ide)
    • Konsep ada (barat-> being), (arab-> wujud)
  • 5 prinsip / Problem Ontologi:

    • apakah yang-ada itu banyak atau satu?
    • apakah yang-ada itu mempunyai ciri transenden atau imanen?
    • apakah yang-ada itu bersifat permanen atau kebehaharuan?.
    • apakah yang-ada itu berdimensi jasmani atau rohani?.
    • apakah kehadiran yang-ada itu bernilai atau tidak?
  • Contoh metode ontologi

    Abstraksi: being, yang-ada (substansi dan aksidensi) > aristotle

    • Metode ini diarahkan untuk menemukan substansi dengan cara menyisihkan terlebih dahulu 9 aksidensi: kualitas, kuantitas, aksi, pasi/proses, relasi, tempat/ruang, waktu, keadaan, kedudukan)

      "bagaimana mencapai hakikat"- substansi-> menyisihkan 9 aksidensi

      Aksidensi: (proses)

      • Kualitas (cita2)
      • Kuantitas (umur)
      • Aksi (tindakan)
      • Proses/ pasi (sedang kuliah)
      • Relasi
      • Tempat/ ruang (kedudukan)
      • Waktu
      • Keadaan
      • Kedudukan

      Jangan sebut nama, umur, tempat lahir, posisi mahasiswa

    • contoh

      Saya adalah proses. Saya bukanlah manusia sudah jadi tetapi terus menerus menjadi manusia

      Saua adalah titik (berhenti). Apakah membuat jeda (berhenti sendiri mengambil jarak.

Epistemologi

  • overview

    1. Epistemologi -> teori pengetahuan yang membicarakan sumber (eg: kenabian), struktur (ada S= yang mengetahui dan O= yang diterjemahkan-> sesuai data) dan terjadinya pengetahuan (titik temu S dan O) serta mengkaji kevalidan pengetahuan (korespondensi -> kesesuaian antara hipotesa dan kenyataan, konsensus)
  • Komponen (Seluk Beluk Pengetahuan)

    • Struktur dan Terjadinya Pengetahuan: Relasi Subjek-Objek

      https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/b03a6da0-7894-4a8c-acb7-e1537abe7058/Untitled.png

      • Subjek mengetahui (kesadaran) dan Objek yang diketahui

      • Hubungan subjek-objek memunculkan:

        Pandangan=

        • Realis

          menyatakan bahwa sesungguhnya kenyataan nyata dan benar adanya -> obyektif, S hanya mengulang (yang terlihat)

        • Idealis

          kenyataan itu hanya ada dalam konsep

      Konsep tentang objek apakah konkrit atau abstrak

      Validasi-> kebenaran

    • Sumber pengetahuan : dengan kemampuan/potensi apa kita dapat memperolehnya? Inderawi, Rasio dan Intuisi

      • Inderawi (O)
        • Subjek pasif, sementara objek aktif
        • Pengalaman muncul karena indera menerima aksi dari objek: primer (langsung)
        • Pengetahuan selalu bersifat baru/ bertambah
      • Rasio (S)
        • Menitikberatkan pada akal
        • Pusat kesadaran ada pada subjek.
        • Objek diam, sementara subjek beraksi
        • Bersifat penalaran
      • Intuisi (O+S)
        • Pengetahuan bersifat reflektif,
        • Pengetahuan ini bersifat tiba-tiba hadir
        • Peran subjek dalam mengenal objek: kecil
        • Hubungan Subjek – Objek : menyatu
    • Validitas pengetahuan: Bagaimanakah pengetahuan dinilai valid? Teori kebenaran

      Tiga teori kebenaran:

      • Korespondensi

        Pernyataan=kenyataan

      • Kohorensi

        konsistensi logis dalam pernyataan/proposisi

      • Pragmatis

        pengetahuan itu benar kalau mempunyai nilai guna

  • Struktur Alat, Struktur Realitas, Validitas

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/276c1931-20fe-49a6-9551-d706e0219274/Untitled.png

  • Jenis pengetahuan

    • Pengetahuan Empiris
    • Pengetahuan Ilmiah
    • Pengetahuan Rasional/Filosofis
    • Pengetahuan Agama

Aksiologi

  • overview

    nilai (kualitas yang melekat pada tertentu) material dan immaterial (tdk nampak: persaudaraan) a. Kusuli= riset Kulturi= tiba2 muncul

    Aksiologi adalah cabang filsafat yang membahas mengenai nilai.

    Nilai adalah sifat atau kualitas yang melekat pada suatu objek, bukan objek itu sendiri.

    Cabang fisafat ini menyelidiki makna nilai, sumber nilai, jenis nilai, tingkatan nilai dan hakikat nilai, termasuk estetika, etika.

  • Macam-macam nilai

    • Nilai material
    • Nilai immaterial:
  • Filsafat Nilai Notonegoro

    • Nilai material
    • Nilai vital
    • Nilai kerokhanian,

Kosmologi/ Filsafat Alam

  • overview

    Kosmologi membicarakan pola organisasi alam semesta. Logikanya, jika keseluruhan sistem ini adalah pola ketaraturan, maka kosmologi berusaha mencari sebab-sebabnya;

    kosmologi juga terus mencari susunan benda-benda yang diatur dalam suasana hierarki, jika suasana hierarki telah diketemukan maka kosmolog tidak berhenti pada level tersebut, ia terus mencarinya pada hierarki yang paling puncak.

  • Menurut Notonegoro

    Notonegoro membicarakan kosmologi ditinjau dari dua sudut:

    • Pertama, Alam semesta yang ditinjau dari sudut keseluruhan, yang menyangkut pembicaraan tentang: Masalah tertib alam; masalah asal usul alam; masalah kesempurnaan alam.
    • Kedua. Alam semesta yang ditinjau dari unsur-unsurnya mencakup: Benda mati atau dunia an-organis; Benda hidup ornagis yang mencakup: Dunia tumbuh-tumbuhan, Dunia hewan, dan dunia manasia.
  • Ranah

    1). Menyelidiki secara filosofis mengenai istilah-istilah pokok dalam fisika, seperti ruang, waktu dan seterusnya.

    2). Praanggapan-praanggapan yang terdapat dalam fisika sebagai ilmu tentang jagad alam. Untuk menghindari tumpang tindih dengan masalah ontologi, kadang kosmologi disebut ‘filsafat fisika atau filsafat ilmu-ilmu alam’, serta dalam arti tententu kosmologi berbicara mengenai masalah-masalah mengenai fisika, bukan masalah yang ada di dalam fisika.

  • 11 Persoalan Fundamental (Taylor)

    Taylor yang menyebut 11 persoalan fundamental yang dibahas dalam kosmologi. Yakni: (1) Ruang (Space); (2) Waktu (Time); (3). Gerak (Motion); (4) Jarak bintang (Magnitude); (5). Gaya (Force); (6). Materi (Matter); (7) Perubahan (change); (8) Interaksi (Interaction). (9). Bilangan; (10) Kualitas; (11). Kausalitas

  • Ruang dan Waktu ( Newton, Einstein, Kant)

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/b764c5b8-3de4-4eda-803c-cd1446efeb7f/Untitled.png

  • Asal Usul ALam ( Yunani, Renaissance, Monisme Netral Russel)

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/d8be4c10-0455-4805-9769-4698034a5996/Untitled.png

What is Science?

Apakah Kebenaran?

  • Pengetahuan Ilmiah

    Ilmu adalah pengetahuan yang tersusun secara sistematis dan bermetodis

  • Ciri-ciri pengetahuan ilmiah:

    Universal

    Obyektif

    Bermetodis

    tentatif

  • Kebenaran/Pengetahuan NON ILMIAH

    Warisan budaya

    Tradisi

    Metode tidak menjadi masalah

    Bertujuan untuk mempertahankan hidup sehari-har (eksistensial)

    Pernyataan ambigu, kabur, tidak obyektif

  • Jenis Pengetahuan

    Pengetahuan Biasa

    Pengetahuan Ilmiah

    Pengetahuan Filosofis

    Pengetahuan Agama

  • Concern filsafat ilmu;

    mempertanyakan kembali (refleksi kritis) atas:

    • Objek ilmu (ontologi sains)
    • Metode dan logika ilmu (epistemologi sains)
    • ilmu bebas nilai atau tidak? (aksiologi sains)

Landasan Filosofis Ilmu

  • Ontologis

    Concern filsafat ilmu; mempertanyakan kembali (refleksi kritis) atas:

    Objek ilmu (ontologi sains)

    Metode dan logika ilmu (epistemologi sains)

    ilmu bebas nilai atau tidak? (aksiologi sains)

  • Epistemologis

    Bagaimana mengetahui realitas tersebut? “Metode Ilmu”

    Ada dua metode khas yang digunakan:

  • Macam-macam metode ilmiah berdasarkan objek pengamatannya dibagi menjadi dua yaitu:

    • a.Metode siklus-empirik.

      Metode siklus-empirik ini menunjukan pada dua macam hal yang pokok, yaitu siklus yang mengandaikan adanya suatu kegiatan yang dilaksanakan berulang- ulang, dan empirik yang menunjukan pada sifat bahan yang diselidiki, yaitu hal-hal yang dalamtingkatan pertama dapat diregristasi secara indrawi. Metode ini digunakan dalam ilmu-ilmukealaman (naturwissenschaft).

      • Metode siklus-empirik meliputi:

        Observasi, (penerapan metode induksi),

        Melakukan eksperimentasi (percobaan),

        Hipotesis,

        Verifikasi,

        Lahirlah sebuah teori.

        Gagasan dasar induktivisme adalah sains yang bermula dari observasi, lalu digeneralisasikan menjadi hukum dan teori, untuk kemudian mampu menjelaskan (eksplanasi) dan memprediksi. Bagi Bacon, induksi menghasilkan kepastian.

      • b.Metode linier.

        Metode linier pada umumnya digunakan dalam ilmu-ilmu sosial dan humanistik(Geisteswissenschaft yang dalam bahasa inggris dikenal sebagai the humanities).

        • Metode linier: Langkah-langkah:

          Persepsi yaitu penangkapan inderawi terhadap realitas yang diamati.

          Menyusun sebuah pengertian (konsepsi),

          Prediksi atau peramalan

  • Metode interpretatif

    Hermeneutika diartikan sebagai suatu proses mengubah sesuatu atau situasi ketidaktahuan menjadi mengerti. Hermeneutika hendak berefleksi tentang “mengerti,” “understanding,” atau “verstehen.”

    • J. Bleicher membedakan hermeneutika dalam tiga golongan, yaitu teori hermeneutika, filsafat hermeneutika, dan hermeneutika kritis.
      • Teori hermeneutika memfokuskan diri dalam metodologi bagi ilmu-ilmu kemanusiaan.
      • Filsafat hermeneutika concern pada status ontologis memahami itu sendiri.
      • hermeneutika kritis lebih mengarahkan penyelidikannya dengan membuka selubung-selubung penyebab adanya distorsi dalam pemahaman dan komunikasi yang berlangsung dalam interaksi kehidupan sehari-hari.

    https://s3-us-west-2.amazonaws.com/secure.notion-static.com/39781c97-376f-4ac7-9255-c0b01df436a0/Untitled.png

  • Objek dan Metode Ilmiah (Klasifikasi)

    Berdasarkan objek yang diamati dalam metode ilmiah,maka ilmu dibagi menjadi dua bagianyaitu:

    • a.

      Istilah jerman naturwissenschaften berarti ilmu kealaman yang objeknya adalah benda-bendafisik. Termasuk dalam tipe ilmu-ilmu kealaman adalah ilmu-ilmu seperti ilmu-ilmu fisika, kimiadan biologi, serta ilmu-ilmu khusus lain yang merupakan pengkhususan lebih lanjut ataupuncabang-cabang dari ilmu-ilmu tersebut, yang selanjutnya berkembang menjadi ilmu yang berdirisendiri, misalnya Fisiologi, Anatomi dan sebagainya.Ciri dasar pertama yang menandai ilmu-ilmu kealaman adalah bahwa ilmu-ilmu itu melukiskankenyataan menurut aspek-aspek yang memungkinkan registrasi indrawi secara langsung. Data-data indrawi yang merupakan objeknya harus dimengerti tepat menurut penampakannya, dalamkeadaan luas, keras, tinggi dan sebagainya. Bahan-bahan ini disaring, diselidiki, dikumpulkan,diawasi, diidentifikasi, dan diklasifikasi secara ilmiah, yaitu digunakannya instrumen-instrumensebagai alat bantu. Perkembangannya sebagai ilmu alam modern dewasa ini, maka registrasiindrawi tersebut dilakukan alam wujud eksperimen. Eksperimentasi ilmu-ilmu kealaman mampumenjangkau objek potensi-potensi alam yang semula sulit diamati, seperti elektron dan ini protein (Van Melsen, 1982).Ilmu-ilmu kealaman memperoleh suatu objektivitas yang khas, yaitu semata-mata bersifatempiris-eksperimental. Ciri selanjutnya dari ilmu-ilmu kealaman adalah bahwa ada suatudeterminisme dalam objeknya, sedemikian rupa sehingga suatu aksi tertentu niscayamenimbulkan reaksi tertentu pula. Hukum aksi-reaksi ini berlangsung menurut sifatnya yangspesifik, karena itu eksperimen-eksperimen yang dilakukan pada prinsipnya dapat diulang.

      Selain sifat penelaahannya meliputi beberapa variabel dalam jumlah yang relatif sedikit, gejalafisik yang diamati pada umumnya seragam.

    • b. Geisteswissenschaften /the humanitiesGeisteswissenschaften

      berarti ilmu-ilmu budaya atau ilmu-ilmu yang objeknya adalah hasil atauekspresi roh manusia. Geisteswissenschaften sering disebut ilmu-ilmu sosial ataupun ilmu-ilmuhuman/kemanusiaan, yang dalam kerangka penulisan ini untuk selanjutnya digunakan istilahilmu-ilmu sosial-humanistik. Ilmu yang termasuk dalam ilmu-ilmu sosial-humanistik ini antaralain adalah Ekonomi, Sejarah, Sosiologi, Antropologi sosial/budaya, Ilmu Hukum, Psikologi(untuk sebagian), Ilmu Bahasa, dan Ilmu Komunikasi (Theodorson, 1970)Ilmu-ilmu sosial humanistik seringkali disebut juga ilmu-ilmu tingkah laku (Behvioral science)dan melalui istilah Geisteswissenschaften tercakup pengertian luas, sehingga kerap kalimencakup juga ilmu pengetahuan budaya. Ilmu-ilmu sosial humanistik ini bersangkutan denganaspek-aspek tingkah laku manusiawi, sebab pada dasarnya berobjekkan hasil atau ekspresi rohmanusia yang dalam wujudnya tampak sebagai bahasa, permainan, syair, agama, institusi(bentuk –  bentuk kelembagaan)(Bakker, 1986). Objek ilmu-ilmu sosial humanistik ini merupakangejala yang dapat diamati dan dinalar sebagai suatu fakta empiris, tetapi sekaligus termuatdidalamnya arti, nilai, dan tujuan. Hal ini senantiasa terkait pada kenyataan bahwa manusia berbeda dengan binatang dan benda-benda fisik lainnya, hidup alam, dunia yang terdiri dari barang-barang yang dibuatnya sendiri serta dalam tujuan-tujuan yang dipikirkannya danditerapkannya sendiri. Lapangan penyelidikan ilmu-ilmu sosial humanistik meliputi apa yangdiperbuat manusia dalam dunianya serta yang dipikirkan tentang dunia tersebut (Rickman,1967). Ilmu-ilmu sosial dan ilmu-ilmu humanistik mempunyai ciri yang khas, yaitu normatif-teologis. Ilmu-ilmu sosial dan humanistik menemukan arti, nilai, dan tujuan

Sejarah Ilmu Pengetahuan

  • Abad Klasik (Yunani)
    • Demitologisasi (proyek besar)
    • Klasifikasi ilmu (eg: kontemporer: harbezmas)
    • Ilmu bercorak kosmosentris(alam) dan antroposentris (skrg condong ke artificial inteligent)
    • Logika silogisme(bangunan logika yang mendasari)
  • Abad Pertengahan
    • Ancilla theologis
    • Di Arab: mengalami kejayaan (zaman keemasan) -> upaya: harmonisasi dugma agama dengan filsafat dan ilmu pengetahuan
    • Logika Qiyas (Syafi'I dan al-Ghazali)
  • Abad Modern
    • Metode observasi, eksperimentasi dan kompaarasi (F. Bacon)
    • Jargon "Knowledge is Power"
    • Paradigma Positivisme (meninggalkan abad theologis, filsafat) -> percaya ilmu pengetahuan dan teknologi
    • Mengagungkan obyektivitas dan sains bebas nilai
    • Logika induksi, deduksi bahkan abduksi ( premis disimpulkan, hipotesis-> verifikasi, upaya melahirkan pemikiran kemungkinan bukan kepastian eg: kapan virus corona turun)
    • Ilmu bercorak antroposentris dan ideologis
  • Abad Kontemporer
    • Menggugat metode ilmiah ilmu

      Induktif: kebiasaan yang diulang2 tidak selamanya memberi kepastian, ada anomali (orang ngasi makan ayam pagi hari, eh suatu hari bawa pisau)

      Verifikatif: mencari bukti (cari bukti angsa warna putih, gimana klo aada angsa hitam?) -> skrg prinsip falsifikasi(menolak bukti dg menghadirkan bukti berbeda)

    • Keterkaitan antara ilmu dengan sejarah (revolusi sains Thomas S. Kuhn) yang memunculkan

      • Sains feminis= dipengaruhi persepsi emosi perempuan patriarki dr cowo, apa tidak mungkin dari cewe?)
      • Sains marxis
    • Deligitimasi pengetahuan ilmiah (sains postmodern) -> ada pembenaran2 modern yang digugat -> tidak sentral pada ilmuwan tetapi bisa semua orang (bukan hanya ttg pencerahan, tetapi bisa muncul krn relasi)

    • Gagasan interkoneksitas (hubungan kritis) keilmuan (dialog antar rumpun keilmuan) (eg: tidak hanya perpektif kesehatan tetapi semua rumpun keilmuan)

Sisi Positive dan Negative

  • Positif
    • Efektif
    • Teknis
    • Otomatisasi
  • Negatif
    • Gejala dehumanisasi (de= penghancuran martabat manusia) eg: fisik (bom Hiroshima)
    • Asosial (klasik: tdk bergaul, rasa empati kurang; krn tll fokus teknologi (otomatisasi)
    • Atheis (kecenderungan peneliti fisika: penciptaan ilmu raya)
  • Paradigma bebas nilai dan tidak bebas nilai
    • Bebas: ilmu untuk ilmu, tidak terikat dengan nilai apapun (ahistoris) ->
      • Tujuan: kepentingan ilmu yaitu untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
      • Tidak terikat nilai ketuhanan dan kemanusiaan
      • Positivisme: Menjunjung tinggi otonomi diri dan klaim objektivitas, tidak terikat apapun
    • Tidak bebas: ilmu untuk manusia dan kemanusiaan, terikat oleh nilai
      • Diguidance ketuhanan, bahkan kearifan
      • Justifikasi: tidak ada segala sesuatu di dunia ini netral
  • Sains dan Teknologi Modern: Kritik
    • Kemajuan sains dan teknologi memang banyak sisi positif sekaligus negatif.
    • Lepas dari itu, sains dan teknologi modern kehilangan rujukan moral, kemanusiaan, bahkan keilahian.
    • Ilmu modern bercorak dehumanisasi.
    • Bercorak ideologis (1 1 nya yg dapat menyelamatkan hidup) tertutup -> 1 1 kebenaran
    • Teknologi modern bercorak operasional, efektif, otomatis -> mempengaruhi pola pikir manusia modern, rasionalitas teknologi(rasionalitas yang sudah diarahkan serupa)
    • Tenaga manusia diganti mesin
  • Konteks ke Indonesiaan dan Etika Kedokteran
    • Nilai ketuhanan; agama dan ilmu: Penciptaan alam eg: stephen Hawking
    • Nilai kemanusiaan; universal: diterima semua orang, ilmuwan, eg: Bom nuklir/ peperangan
    • Persatuan; sains modern (teknologi berambisi menyeragamkan) maka nilai keberagaman sangat penting dimunculkan,
    • Musyararah: nalar sains modern bersifat dikotomik, eg: gotong royong
    • Keadilan: kesenjangan sosial akibat perkembangan teknologi modern
  • Catatan Al-Razi : Etika Kedokteran (sebelum Ibu Sina)
    • Buku : Akhlaq al-thabib
    • Hal sulit: pemerinttah, al mutrafin (kaya-raya), perempuan
    • Spt kebiasaan pemerintah (memerintah pasien)
    • Preskripsi dituruti, decisive dan otoriter
    • Asumsi dokter adalah penyembuh oleh orang awan
    • Dokter cekatan bukan yg mampu menyembuhan-> agar tidak menyalahkan dokter saat upaya maksimal tapi hasil gagal
    • Dokter sebaiknya memiliki jiwa kasih sayang dan menjaga rahasia dalam proses medisnya.
    • Jika mengobati perempuan dan budak-> menjaga mata dan Cuma lihat yang sakit (obyektif)
    • Pasien kaya miskin: perlakuan sama

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.