IKGM-P 3
PSA=filling
tumpat permanen→ kebocoran= decay
OHIS (tertentu)→ jaringan penyangga
OHI→ Seluruh gigi
EPIDEMIOLOGI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
- DEFINISI
- Cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk menentukan beberapa susunan pola penyakit (karies) yang terjadi dalam kelompok populasi tertentu
INDEKS EPIDEMIOLOGI KESEHATAN GIGI DAN MULUT
-
INDEKS KARIES GIGI
-
DMF-T (28 gigi permanen) → decayed missing filled tooth
-
Decay
- Semua gigi yang mengalami karies
- Karies sekunder yang terjadi pada gigi dengan tumpatan permanen
- Gigi dengan tumpatan sementara
-
Missing
Semua gigi yang hilang atau dicabut
-
Filling
- Semua gigi dengan tumpatan permanen
- Gigi yang sedang dalam perawatan saluran akar dan akan ditumpat permanen
-
Gigi yang tidak diperhitungkan:
Gigi molar ketiga • Gigi yang belum erupsi • Gigi yang tidak ada karena kelainan congenital dan supernumerary teeth. • Gigi yang hilang bukan karena karies (impaksi atau perawatan ortodonti) • Gigi tiruan yang disebabkan trauma, estetik dan bridge • Gigi susu yang belum tanggal
-
Kekurangan indeks DMF-T:
- Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya, karena jika pada gigi terdapat 2 karies atau lebih, maka karies yang dihitung hanya 1 gigi saja. • Indeks DMF-T tidak dapat membedakan kedalaman karies (karies superfisialis, karies media maupun karies profunda) • Tidak bisa menghitung free caries
-
Indeks DMF-T
$$Jumlah gigi DMF$$
$$Jumlah orang yang diperiksa$$
-
Indeks DMF-T menurut WHO (Infirri J.S & Barmes De)
SANGAT RENDAH •0,0 – 1,1
RENDAH •1,2 – 2,6
SEDANG •2,7 – 4,4
TINGGI •4,5 – 6,5
SANGAT TINGGI •> 6,5
-
-
def-t(berdasar 20 gigi sulung
-
Decay
jumlah gigi susu karies yang masih bisa ditumpat
-
Ekstraksi/ Eksfoliasi
- jumlah gigi susu yang telah atau harus dicabut karena karies
-
Filling
- jumlah gigi susu yang telah di tumpat
-
Gigi yang tidak diperhitungkan:
- Gigi yang hilang termasuk gigi yang belum erupsi dan tidak ada karena kelainan congenital •Gigi supernumerary •Gigi tiruan yang disebabkan bukan karena karies gigi, tidak dihitung sebagai filled (tumpatan)
-
Kekurangan indeks def-t:
- e = eksfoliasi, seharusnya dapat menunjukkan jumlah gigi yang dicabut karena karies. Pada gigi susu terkadang gigi yang tidak ada disebabkan o.k tanggal dengan sendirinya karena faktor fisiologis, bukan karena karies, dimana seorang anak biasanya tidak dapat menerangkan mengapa giginya hilang atau tidak ada? Apakah oleh karena karies atau eksfoliasi?
-
Indeks def-t
$$Jumlah gigi def$$
$$Jumlah orang yang diperiksa$$
-
Indeks def-t menurut WHO (Infirri J.S & Barmes De)
SANGAT RENDAH •0,0 – 1,1
RENDAH •1,2 – 2,6
SEDANG •2,7 – 4,4
TINGGI •4,5 – 6,5
SANGAT TINGGI •> 6,5
-
-
DMF-S → decayed missing filling surface
-
Indeks DMF-S digunakan untuk menyatakan gigi karies, hilang dan permukaan gigi yang ditambal pada gigi permanen, sehingga permukaan gigi yang terkena harus diperhitungkan. •Jumlah permukaan gigi permanen yang dihitung = 128 permukaan. •4 kuadran {(4 permukaan MBDL x 3 gigi anterior) + (5 permukaan OMBDL x 4 gigi posterior)} •Pemeriksaan lebih sensitif karena menggunakan RO foto
-
indeks DMF-S
Jumlah permukaan gigi permanen yang terkena karies Jumlah seluruh permukaan dalam satu rahang
-
Kriteria
KRITERIA DMF-S
0 •Sehat atau Normal
1 •Bercak putih
2 •Karies Email
3 •Karies Dentin
4 •Karies Pulpa (Ro)
5 •Tumpatan 6 •Dicabut karena Karies 7 •Tidak Tumbuh 8 •Dicabut karena hal lain 9 •Congenital Missing
- Tidak diperiksa
-
-
def-s→ decayed extracted filled surface
-
Indeks def-s digunakan untuk menyatakan gigi karies, hilang dan permukaan gigi yang ditambal pada gigi sulung, sehingga permukaan gigi yang terkena harus diperhitungkan •Jumlah permukaan gigi sulung yang dihitung = 88 permukaan. •4 kuadran {(4 permukaan mbdl x 3 gigi anterior) + (5 permukaan ombdl x 2 gigi posterior)}
-
Indeks
Jumlah permukaan gigi sulung yang terkena karies Jumlah seluruh permukaan dalam satu rahang
-
-
PTI (Performed Treatment Index)
Motivasi seseorang untuk menempatkan giginya yang berlubang dalam upaya mempertahankan gigi tetap • Rumus : ( F / DMF-T ) x 100%
-
RTI (Required Treatment Index)
Besarnya kerusakan yang belum tertangani dan memerlukan penumpatan / pencabutan • Rumus : (D / DMF-T ) x 100%
-
MI (Missing Index)
Besarnya pencabutan pada orang dengan pengalaman karies • Rumus : ( M / DMF-T ) x 100%
-
Karies Aktif
- Orang dengan kerusakan gigi yang belum ditangani • Komponen D-T > 0
-
Pengalaman Karies
- Orang dengan kerusakan gigi yang pernah dialami • Indeks DMF-T > 0
-
PUFA (Pulpa Ulserasi Fistula Abses)
INDEKS PUFA ( Wim Van Palenstein Helderman)
-
DEFINISI
Indeks untuk menilai tingkat keparahan penyakit gilut akibat karies yang tidak ditangani dengan baik.
-
INDIKATOR
-
Keterlibatan Pulpa (P/p)
- Kamar pulpa yang terbuka terlihat atau ketika struktur mahkota gigi telah dihancurkan oleh proses karies dan hanya fragmen gigi atau akar yang tersisa.
-
Adanya Ulserasi (U/u) karena sisa akar
- Terdapat tepi tajam gigi yang dislokasi atau terdapat fragmen akar yang telah menyebabkan ulserasi traumatis dari jaringan lunak disekitarnya,
-
•Adanya Fistula (F/f)
-
Terdapat saluran tempat keluar pus atau nanah, dan berhubungan pada gigi dengan pulpa terbuka (jalan keluar pus)
-
-
Sudah ada Abses (A/a)\
- Terdapat pembengkakan yang mengandung pus atau nanah pada gigi dengan pulpa terbuka
-
Index PUFA atau pufa setiap orang dihitung dengan cara menambahkan P + U + F + A atau p+u+f+a
-
Tiap gigi hanya mewakili satu skor mewakili P/ p atau U/u atau F/f atau A/a
-
Bila ingin mengetahui skor DMF-T atau def-t , maka skor PUFA atau pufa termasuk dalam angka DMF-T atau def-t sebagai Decay / decay
-
Bila ingin mengetahui skor PUFA/ pufa saja dapat dihitung rata-rata atau persentase PUFA/pufa
-
-
Metode Indeks Pufa
Penilaian secara VISUAL
Alat : KACA MULUT
Tiap gigi diberi 1 skor (P/F/U/A)
Dilakukan 2 – 3 orang (signifikan)
-
Lembar Pengisian Indeks FUPA
-
-
SCI (Significant Caries Index)
Merupakan indeks mean dari indeksDMF-T
Rumus
- SCI = A / B •A = jumlah DMF-T sepertiga populasi tertinggi •B = jumlah sepertiga populasi
-
Spesific Index
-
ICDAS (International Caries Detection and Assessment System)
Indeks yang dikhususkan untuk melihat perkembangan karies mulai lesi awal sampai lesi yang tampak berlubang
- Kriteria
- Kode 0 = sehat • Kode 1 = perubahan tampak visual pada enamel • Kode 2 = perubahan yang sangat tampak visual pada enamel • Kode 3 = kerusakan enamel yang terlokalisir • Kode 4 = terdapat bayangan hitam pada dentin • Kode 5 = terdapat lubang pada dentin • Kode 6 = terdapat lubang yang sangat jelas pada dentin
- Kriteria
-
CAST (Caries Assessment and Spectrum Treatment)
Indeks yang digunakan untuk mengukur spectrum progresifitas dari karies
Kriteria
- 0 = sehat •1 = pit dan fissure terdapat lapisan seal •2 = terdapat tumpatan •3 = terdapat perubahan pada enamel •4 = terdapat diskolorasi dentin •5 = terdapat lubang pada dentin •6 = keterlibatan pulpa •7 = terdapat abses / fistula pada pulpa •8 = gigi hilang •9 = lain-lain •A = gigi belum erupsi
-
-
INDEKS FLUOROSIS
-
INDEKS DEAN KLASIFIKASI SKOR KRITERIA – DESKRIPSI ENAMEL
Normal 0
Enamel menunjukkan tipe struktur yang biasanya bening. Permukaannya halus, mengkilap, dan biasanya berwarna putih – krem pucat.
Patut dipertanya-kan 0,5
Enamel menunjukkan kekurangan pada kebeningan enamel, seperti noda putih hingga titik putih. Klasifikasi ini digunakan ketika diagnosis dari bentuk paling ringan fluorosis tidak bisa dipastikan dan klasifikasi “normal” tidak bisa digunakan pula
Sangat ringan 1
Area putih, kecil dan kusam tersebar secara tidak merata pada gigi tetapi tidak menutupi lebih dari 25% gigi. Aspek yang sering dimasukkan dalam klasifikasi ini adalah gigi menunjukkan daerah putih yang kusam sekitar 1-2 mm pada ujung bicuspid atau molar kedua
INDEKS DEAN
KLASIFIKASI SKOR KRITERIA – DESKRIPSI ENAMEL
Ringan 2
Daerah putih kusam pada enamel gigi lebih luas tetapi tidak menutupi lebih dari 50% gigi
Menengah 3
Seluruh permukaan enamel gigi terjangkit dan terdapat bekas yang berbeda. Noda berwarna coklat juga sering ditemui
Parah 4
Seluruh permukaan enamel terjangkit dan hipoplasia begitu tampak sehingga bentuk asli gigi bisa berubah. Tanda yang paling menonjol adalah adanya ceruk pada gigi. Noda berwarna coklat menyebar dengan luas dan gigi tampak seperti mengalami korosi.
-
Community Fluorosis Index (CFI)
Community Fluorosis Index merupakan cara untuk mengukur keparahan fluorosis.
CFI yang paling sering digunakan adalah CFI → Dean HT (1942)
CFI yang lain : • Index Fluorosis Thylstrup-Fejerskop (TF) • Index Fluorosis Moller
-
-
INDEKS PERIODONTAL
-
Indeks Plaque( Loe and Sillnes) dan PHP
-
Indeks Penyakit Gingiva ( GI, MGI, GBI, PI, PDI dan GPI)
-
OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified)
Pemeriksaan debris dan kalkulus pada gigi dan permukaan tertentu
-
Gigi yang diperiksa Hanya untuk gigi permanen (minimal 2 gigi) Hasil pecahan diubah dalam bentuk desimal (2 angka dibelakang koma)
-
Rahang atas yang diperiksa:
•Gigi M1 kanan atas pada permukaan bukal •Gigi I1 kanan atas pada permukaan labial •Gigi M1 kiri atas pada permukaan bukal
-
Rahang bawah yang diperiksa:
•Gigi M1 kiri bawah pada permukaan lingual •Gigi I1 kiri bawah pada permukaan labial •Gigi M1 kanan bawah pada permukaan lingual
-
-
Elemen pengganti:
– M1 RA/RB M2 RA/RB – M1 RA/RB & M2 RA/RB M3 RA/RB – M1, M2, M3 (RA/RB) tidak ada tidak bisa dinilai I1 Ka RA I1 Ki RA I1 Ka & Ki RA tidak bisa dilakukan penilaian I1 Ki RB I1 Ka RB I1 Ki & Ka RB tidak bisa dilakukan penilaian
-
Gigi indeks dianggap tidak ada bila pada keadaan :
– Gigi hilang karena dicabut – Gigi yang merupakan sisa akar – Gigi yang merupakan mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam – Mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari setengah bagiannya pada permukaan akibat karies maupun fraktur – Gigi yang erupsinya belum mencapai setengah tinggi mahkota klinis
-
DEBRIS INDEKS (DI)
Jumlah Penilaian Debris Jumlah Gigi yang Diperiksa
-
Kriteria Skor Debris
-
KALKULUS INDEKS (CI)
Jumlah Penilaian Kalkulus Jumlah Gigi yang Diperiksa
-
Kriteria Skor Kalkulus
-
Kriteria
OHI-S = DI + CI
BAIK
- 0,0 – 1,2
SEDANG
- 1,3 – 3,0
BURUK
- 3,1 – 6,0
-
-
CPITN (Community Periodontal Index for Treatment Needs)
untuk mendapatkan gambaran tingkat kondisi jaringan periodontal serta macam maupun besarnya kebutuhan perawatan dengan menggunakan sonde khusus
-
Prinsip CPITN :
•Menggunakan sonde khusus (WHO Periodontal Examining Probe) •Terdapat sektan yang meliputi 6 buah sektan •Terdapat gigi indeks •Terdapat nilai (skor) untuk berbagai tingkatan kondisi jaringan periodontal •Menentukan relasi skor tertinggi dengan KKP (Kategori Kebutuhan Perawatan), tenaga dan tipe pelayanan
-
WHO Periodontal Examining Probe
Ujungnya berbentuk bola bulat dengan diameter 0,5 mm dan mempunyai kode warna merah dari 3,5 sampai 5,5 mm
- Digunakan untuk :
- Mengetahui ada tidaknya perdarahan
- Mengetahui ada tidaknya kalkulus
- Mengetahui ada tidaknya pocket
- Mengetahui kualitas kedalaman pocket Cara penggunaan :
- Tekanan pada waktu probing tidak boleh melebihi 25 gram karena diharapkan tidak menyebabkan terjadinya kerusakkan jaringan dan tidak boleh menyebabkan rasa sakit atau tidak enak.
- Digunakan untuk :
-
Indeks CPITN
-
PENGUKURAN CPITN
- Jika salah satu gigi molar maupun gigi insisif tidak ada, tidak perlu dilakukan penggantian gigi tersebut,
- Jika dalam suatu sektan tidak terdapat gigi indeks, semua gigi yang ada dalam sektan tersebut diperiksa dan dinilai, ambil yang terparah, yaitu yang mempunyai skor tertinggi
- Untuk usia 19 tahun ke bawah, tidak perlu dilakukan pemeriksaan gigi M2 untuk menghindari adanya poket palsu
- Untuk usia 15 tahun ke bawah, pencatatan dilakukan hanya jika ada pendarahan dan karang gigi saja
- Jika tidak ada gigi indeks atau gigi pengganti, sektan tersebut diberi tanda X.
-
SEKTAN PADA PEMERIKSAAN CPITN
■ Sektan dapat diperiksa jika terdapat paling sedikit 2 gigi dan bukan merupakan indikasi untuk pencabutan ■ Jika pada sektan tersebut hanya ada 1 gigi, maka gigi tersebut dimasukkan ke sektan sebelahnya ■ Pada sektan yang tidak bergigi tidak diberi skor ■ Penilaian untuk 1 sektan adalah keadaan yang terparah (skor yang tertinggi)
-
TINGKAT KONDISI JARINGAN PERIODONTAL SETIAP SEKTAN
0 Sehat 1 Perdarahan pada gingiva 2 Ada karang gigi subgingival 3 Poket dangkal (4 – 5 mm) 4 Poket dalam (6 mm atau lebih)
-
RELASI SKOR TERTINGGI DENGAN KKP, TENAGA DAN TIPE PELAYANAN
EIKM (Edukasi Instruksi Kebersihan Mulut) SK (Skeling) PK (Perawatan Kompleks)
-
-
-
INDEKS MALOKLUSI
- IOTN (Index Orthodontic Treatment Need) •Indeks PAR (Peer Assesment Rating) •Indeks maloklusi dibahas lebih lanjut di blok 9 (Ortodontia)
-
INDEKS PENYAKIT MULUT
- Untuk menentukan stage kanker mulut menggunakan TNM sistem dari UICC (Union Internationale Contre Ie Cancer) atau dari AJCC (American Joint Committee on Cancer). •Indeks penyakit mulut akan dibahas lebih lanjut di blok 7 dan 10 (Penyakit Mulut).
-
INDEKS KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT
OHI (Oral Hygiene Index)
PI (Plaque Index)
GI (Gingival Index)
CPI (Community Periodontal Index)
PHP (Personal Hygiene Performance)
PHP-M (Personal Hygiene Performance Modified)
PENCEGAHAN DAN PERAWATAN KARIES GIGI
-
Klasifikasi Gizi
- Makronutrient
- Mikronutrient
- Karbohidrat
-
Kelompok Rentan GIzi
-
Kelompok Bayi (0 – 1 tahun)
- baby bottle tooth decay
-
Kelompok Balita (1 – 5 tahun)
- pada awal anak disapih biasanya dibiarkan ketiduran sambil mengisap susu dari botol sehingga terjadi demineralisasi enamel, bercampur dengan saliva sehingga terjadi karies
-
Kelompok Anak Sekolah (6 – 13 tahun)
- berhubungan dengan makanan yang mempunyai kemampuan protektif bagi enamel gigi dan meminimalisir potensi pengaruh kariogenik
-
Kelompok Remaja (14 – 20 tahun)
perilaku makan yang tidak sehat disertai kebersihan mulut yang buruk kerusakan gigi dan penyakit pada gingiva serta penanggalan gigi prematur di usia dewasa
-
Kelompok Ibu Hamil
ketidaknyamanan selama hamil, muntah berkepanjangan dan malas membersihkan mulut karies gigi dan perdarahan gingiva
-
Kelompok Lanjut Usia
kesehatan mulut yang buruk : penyakit gigi dan gingiva, susah menelan dan mulut kering
-
-
Keadaan Rongga Mulut
/tab
-
TANDA PASTI DAN DUGAAN MALNUTRISI
-
PENGGUNAAN FLUOR UNTUK KESEHATAN GIGI DAN MULUT
-
Natrium Fluoride / NaF
digunakan dalam bentuk larutan yang dicampur air dengan konsentrasi 2% (2 mg NaF dalam 100 mg larutan)
- Keunggulan :
- Rasa enak, tidak pahit, meski ada rasa asin •Tidak menimbulkan pewarnaan ekstrinsik •Tidak mengiritasi jaringan gingiva •Mendidik penderita untuk melaksanakan disiplin kunjungan
- Kekurangan :
- Larutan NaF tidak tahan lama, kecuali jika disimpan dalam botol polyethilene berwarna gelap sehingga tidak tembus cahaya matahari.
- Keunggulan :
-
Acidulated – Phospat – Fluoride (APF) / Fl3PO4 terdiri atas larutan fluor 1,2% didalam asam fosfat 0,1 mg
- Keunggulan :
- Larutan stabil jika disimpan dalam botol polyethilene
- Kekurangan :
- Dapat menimbulkan pewarnaan ekstrinsik pada gigi geligi
- Keunggulan :
-
Stannous Fluoride / SnF2
untuk aplikasi topikal dengan larutan SnF2 pada konsentrasi 8 – 10%
-
Kebaikan :
- Larutan yang dipakai selalu baru karena larutan ini sangat aktif sehingga akan cepat kehilangan kekuatannya •Pemakaian pada orang dewasa lebih efektif daripada memakai NaF •Dapat memberikan efek walaupun pada daerah tempat kadar fluoride dalam air minum cukup besar •Penggunaan SnF2
sebesar 8% sekali per tahun sudah dapat melindungi gigi terhadap karies
-
Kekurangan :
•Bau dan rasanya tidak enak •Dapat menimbulkan pigmentasi pada gigi •Dapat mengiritasi gingiva •Mudah teroksidasi sehingga tidak efektif lagi
-
-
PENGGUNAAN FLUOR SECARA :
-
Sistemik
Fluor masuk ke dalam tubuh melalui proses pencernaan yang dimulai dari mulut mempunyai efek topikal pada permukaan email gigi efek baik pada gigi yang belum erupsi maupun pada gigi yang sudah erupsi. • Melalui : Air minum (PAM), Mengkonsumsi tablet fluor, Obat tetes fluor
-
Lokal
- Dapat mencapai permukaan email secara langsung tanpa melalui pencernaan. • Hanya mempunyai efek pada gigi yang sudah erupsi. • Melalui : Swa-aplikasi / Brush in atau pada saat sikat gigi, Kumur-kumur, Aplikasi topikal dan Spot Application
-
-
MEKANISME FLUOR MENGHAMBAT PERKEMBANGAN KARIES GIGI
-
SEBELUM ERUPSI
Mengurangi kelarutan email oleh asam dengan cara substitusi ion fluor ke dalam kristal hidroksi apatit sebelum gigi erupsi
-
SETELAH ERUPSI (PASCA ERUPSI)
- Mendorong re-mineralisasi dan menghambat de- mineralisasi pada lesi awal karies
- Menghambat glikolisis, yaitu proses yang terjadi ketika bakteri kariogenik me-metabolisme karbohidrat yang dapat difermentasi.
-
-
JADWAL DOSIS SUPLEMEN FLUOR YANG DIANJURKAN AMERICAN DENTAL ASSOCIATION, 1994
-
FLUOROSIS
- Fluorosis disebut juga Mottled Enamel, yang terjadi akibat berkurangnya matriks pembentuk enamel (hipoplasia, salah satu tipe amelogenesis imperfecta) akibat gangguan pada ameloblast pada saat tahap formatif pertumbuhan dan perkembangan gigi
- Fluorosis gigi adalah salah satu gejala yang muncul akibat dari asupan fluor yang berlebihan
- Etiologi Fluorosis: air minum, suplemen, pasta gigi, makanan dan minuman dengan kandungan fluor yang berlebihan
-
Perkiraan Usia Anak Berdasarkan Pola TUmbuh Gigi
-
PERILAKU MENYIKAT GIGI SESUAI DENGAN PROGRAM
-
Alat Bantu untuk Membersihkan Gigi
- SIKAT GIGI
- DENTAL FLOSS
- Tusuk Gigi
- Sikat Interproksimal
- Pembersih Lidah (Tongue Scrapper)
-
Bahan Bantu
- Disclosing
- Kegunaan disclosing:
- Pasta Gigi
- Bahan Kumur
-
Waktu Menyikat Gigi
- Frekuensi menyikat gigi
- Lama menyikat gigi
-
TEHNIK / CARA MENYIKAT GIGI
-
Teknik Vertikal (Leonard Technique)
- Letak bulu sikat
- Gerakan sikat
-
o Teknik Horisontal (Scrub Technique)
- Letak bulu sikat
- Gerakan sikat
-
Teknik Roll atau Modifikasi Stillman
-
Letak bulu sikat
Pada gingiva sejauh mungkin dari permukaan oklusal. Ujung bulu sikat mengarah ke apikal.
-
Gerakan sikat
■ Gigi anterior, ke kiri – ke kanan ■ Gigi posterior, ke depan – ke belakang ■ Permukaan oklusal ke depan – ke belakang■ Scrub brush technic merupakan cara yang sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal
-
-
Teknik Charter
- PERMUKAAN LABIAL dan BUKAL
- PERMUKAAN OKLUSAL
- PERMUKAAN LINGUAL dan PALATINAL
-
Teknik Stillman- Mc Call
- Letak bulu sikat
- Gerakan sikat ■
-
Teknik Bass
- Letak tangkai sikat
- Letak Bulu Sikat
- Gerakan sikat
-
Tehnik Sirkuler (Fone’s Technique)→ u/ anak2
- PERMUKAAN LABIAL dan BUKAL
- PERMUKAAN LINGUAL dan PALATINAL
-
Teknik Physiologis
- Letak bulu sikat
- Gerakan sikat
-
Perhatikan!
Cara menyikat gigi harus sistematik supaya tidak ada gigi yang terlampaui.
■ Dimulai dari gigi posterior ke anterior dan berakhir pada posterior lainnya, bagian dalam dan terakhir permukaan lidah.
■ Gerakan menyikat gigi tidak boleh menyebabkan kerusakan jaringan gingiva atau abrasi gigi.
Tidak ada komentar: